Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Penyalit TBC di Desa Purbadana

Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Penyalit TBC di Desa Purbadana

Pada hari Kamis, 24 Oktober 2024, Desa Purbadana menggelar penyuluhan mengenai penyakit Tuberkulosis (TBC) yang dihadiri oleh warga dan keluarga penderita TBC. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah desa untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai bahaya, pencegahan, serta penanggulangan penyakit TBC. Acara ini diadakan di balai desa dengan narasumber utama, Dr. Teteg Puspitasari, seorang dokter dari Rumah Sakit JIH Dukuh Waluh.

Dalam sesi penyuluhan, Dr. Teteg Puspitasari menjelaskan secara mendalam tentang penyebab utama penyakit TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Beliau juga memaparkan bagaimana penyakit ini menular melalui udara saat penderita TBC aktif batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Dr. Teteg Puspitasari menegaskan pentingnya kesadaran akan gejala TBC, seperti batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan secara drastis.

Selain itu, Dr. Teteg Puspitasari memberikan edukasi mengenai cara pencegahan penularan TBC. Beberapa langkah yang ditekankan antara lain:

  1. Memastikan ventilasi udara yang baik di dalam rumah.
  2. Menggunakan masker bagi penderita TBC aktif.
  3. Segera memeriksakan diri jika mengalami gejala yang mencurigakan.
  4. Melakukan vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) sebagai pencegahan awal, terutama pada bayi dan anak-anak.

Acara ini juga dihadiri oleh kader kesehatan Desa Purbadana dan beberapa peserta dari keluarga penderita TBC. Mereka berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi dalam merawat anggota keluarga yang terinfeksi. Salah satu peserta menyampaikan, "Penyakit TBC ini sangat mempengaruhi keseharian kami, tapi dengan mengikuti penyuluhan ini, saya lebih paham bagaimana cara melindungi diri dan anggota keluarga lainnya agar tidak tertular."

Dr. Teteg Puspitasari kemudian menjelaskan tentang pengobatan TBC yang harus dilakukan secara teratur dan penuh disiplin. Beliau menekankan bahwa pengobatan TBC membutuhkan waktu yang panjang, sekitar 6-12 bulan, dan pasien harus benar-benar mematuhi petunjuk dokter untuk mencegah resistensi obat.

Di akhir acara, warga diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada Dr. Teteg Puspitasari terkait masalah kesehatan mereka. Beberapa pertanyaan yang diajukan berfokus pada bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari TBC.

Acara penyuluhan ini mendapatkan sambutan positif dari warga Desa Purbadana. Mereka merasa lebih teredukasi dan siap untuk berperan aktif dalam penanggulangan TBC, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Sebagai tindak lanjut, pemerintah desa juga berencana untuk mengadakan penyuluhan rutin dan menyediakan fasilitas pemeriksaan TBC secara gratis bagi warga yang membutuhkan.

Penyuluhan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan semangat dan harapan baru bagi keluarga penderita TBC untuk terus berjuang melawan penyakit ini.

Related Posts

Komentar